Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memperlihatkan pemahaman perihal dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk juga mempunyai siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk semenjak diperkenalkan ke pasar hingga dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran sebab memperlihatkan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para andal lainnya.
Ada banyak sekali pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang dipakai yakni penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
1. Tahap perkenalan (introduction).
pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang gres (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan keuntungan yang diperoleh masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan keuntungan akan meningkat dengan cepat. Karena seruan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka perjuangan promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang sanggup dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya yakni dengan menurunkan harga jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita sanggup melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, keuntungan produsen maupun keuntungan pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, perjuangan periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang gres harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting sebab seruan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya sanggup beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang sanggup dilakukan oleh administrasi pada ketika penjualan menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta aktivitas produksiny a supaya lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai keuntungan optimum pada barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Strategi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai nilai strategik bagi suatu perusahaan, maka manajernya harus sanggup menentukan dimana posisi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) produknya. Identifikasi tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini sanggup ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menandakan ciri status produk dan membandingkan akhirnya dengan contoh yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk sanggup ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya dalam market volume, rate of change of market volume.
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini mempunyai beberapa taktik (Kotler 1997) yaitu :
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)
Peluncuran produk gres pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi. Perusahaan berusaha tetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan yang mana akan dipakai untuk menutup biaya pengeluaran dari pemasaran.
b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)
Merupakan peluncuran produk gres dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk menekan biaya pemasaran.
c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar.
d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk gres dengan tingkat promosi rendah dan harga rendah. Harga rendah ini sanggup mendorong penerimaan produk yang cepat dan biaya promosi yang rendah.
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Selama tahap pertumbuhan perusahaan memakai beberapa taktik untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara:
a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk gres dan gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan menambahkan model – model gres dan produk – produk penyerta (yaitu, produk dengan banyak sekali ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama)
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki akses distribusi yang baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang menciptakan orang menyadari produk (product awareness advertising) ke iklan yang menciptakan orang menentukan produk (product preference advertising)
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan berikutnya.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang berpengaruh dan lebih berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru.
b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar untuk merek yang mapan.
c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai produknya.
d. Menggunakan taktik peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu bertujuan menambah keistimewaan gres yang memperluas keanekagunaan, keamanan atau kenyaman produk.
e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana hasil dari taktik ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan produk, contohnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika produk menyerupai model, warna, kemasan dan lain – lain.
h. Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu taktik yang dipakai untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, taktik ini sanggup memperbaharui pertumbuhan pada ketika produk masuk dalam kematangan.
4. Tahap Penurunan (Decline)
a. Manambah investasi supaya sanggup mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat gres pada produk
c. Mencari pasar baru
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan ketika ini hingga ketidakpastian dalam industri sanggup diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara cepat
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
Ada banyak sekali pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline (obsolescence). Meskipun demikian pada umumnya yang dipakai yakni penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
Menurut Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap, yaitu :
1. Tahap perkenalan (introduction).
pada tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume penjualannya belum tinggi. Barang yang di jual umumnya barang gres (betul-betul baru) Karena masih berada pada tahap permulaan, biasanya ongkos yang dikeluarkan tinggi terutama biaya periklanan. Promosi yang dilakukan memang harus agfesif dan menitikberatkan pada merek penjual. Di samping itu distribusi barang tersebut masih terbatas dan keuntungan yang diperoleh masih rendah.
2. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam tahap pertumbuhan ini, penjualan dan keuntungan akan meningkat dengan cepat. Karena seruan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang bersangkutan, maka perjuangan promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang sanggup dilakukan untuk memperluas dan meningkatkan distribusinya yakni dengan menurunkan harga jualnya.
3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada tahap kedewasaan ini kita sanggup melihat bahwa penjualan masih meningkat dan pada tahap berikutnya tetap. Dalam tahap ini, keuntungan produsen maupun keuntungan pengecer mulai turun. Persaingan harga menjadi sangat tajam sehingga perusahaan perlu memperkenalkan produknya dengan model yang baru. Pada tahap kedewasaan ini, perjuangan periklanan biasanya mulai ditingkatkan lagi untuk menghadapi persaingan.
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini, barang gres harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi sangat penting sebab seruan sudah jauh menurun.Apabila barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru, maka perusahaan hanya sanggup beroperasi pada pasar tertentu yang sangat terbatas' Altematif-alternatif yang sanggup dilakukan oleh administrasi pada ketika penjualan menurun antara lain:
a. Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau kembali dan memperbaiki progrcm pemasaran serta aktivitas produksiny a supaya lebih efisien.
c. Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan sebagian jenis barang untuk mencapai keuntungan optimum pada barang yang sudah ada.
e. Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
Strategi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
Bila Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) dianggap sebagai nilai strategik bagi suatu perusahaan, maka manajernya harus sanggup menentukan dimana posisi Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) produknya. Identifikasi tahapan Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini sanggup ditentukan dengan kombinasi tiga faktor yang menandakan ciri status produk dan membandingkan akhirnya dengan contoh yang umum. Tahap Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) suatu produk sanggup ditentukan dengan mengidentifikasikan statusnya dalam market volume, rate of change of market volume.
Dalam keempat tahap dari analisa Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini mempunyai beberapa taktik (Kotler 1997) yaitu :
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
a. Strategi peluncuran cepat (rapid skimming strategy)
Peluncuran produk gres pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi. Perusahaan berusaha tetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan yang mana akan dipakai untuk menutup biaya pengeluaran dari pemasaran.
b. Strategi peluncuran lambat (slow skimming strategy)
Merupakan peluncuran produk gres dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk menekan biaya pemasaran.
c. Strategi penetrasi cepat (rapid penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi yang besar. Strategi ini menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling besar.
d. Strategi penetrasi lambat (slow penetration strategy)
Merupakan peluncuran produk gres dengan tingkat promosi rendah dan harga rendah. Harga rendah ini sanggup mendorong penerimaan produk yang cepat dan biaya promosi yang rendah.
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Selama tahap pertumbuhan perusahaan memakai beberapa taktik untuk mempertahankan pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin dengan cara:
a. Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk gres dan gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan menambahkan model – model gres dan produk – produk penyerta (yaitu, produk dengan banyak sekali ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama)
c. Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki akses distribusi yang baru.
e. Perusahaan beralih dari iklan yang menciptakan orang menyadari produk (product awareness advertising) ke iklan yang menciptakan orang menentukan produk (product preference advertising)
f. Perusahaan menurunkan harga untuk menarik pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan berikutnya.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
a. Perusahaan meninggalkan produk mereka yang kurang berpengaruh dan lebih berkonsentrasi sumber daya pada produk yang lebih menguntungkan dan pada produk baru.
b. Memodifikasi pasar dimana perusahaan berusaha untuk memperluas pasar untuk merek yang mapan.
c. Perusahaan mencoba menarik konsumen yang merupakan pemakai produknya.
d. Menggunakan taktik peningkatan keistimewaan (feature improvement) yaitu bertujuan menambah keistimewaan gres yang memperluas keanekagunaan, keamanan atau kenyaman produk.
e. Strategi defensif dimana perusahaan untuk mempertahankan pasar yang mana hasil dari taktik ini akan memodifikasi bauran pemasaran.
f. Strategi peningkatkan mutu yang bertujuan meningkatkan kemampuan produk, contohnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk.
g. Strategi perbaikan model yang bertujuan untuk menambah daya tarik estetika produk menyerupai model, warna, kemasan dan lain – lain.
h. Menggunakan take-off strategy yang mana marupakan salah satu taktik yang dipakai untuk mencapai fase penerimaan konsumen baru, taktik ini sanggup memperbaharui pertumbuhan pada ketika produk masuk dalam kematangan.
4. Tahap Penurunan (Decline)
a. Manambah investasi supaya sanggup mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
b. Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat gres pada produk
c. Mencari pasar baru
d. Tetap pada tingkat investasi perusahaan ketika ini hingga ketidakpastian dalam industri sanggup diatasi
e. Mengurangi investasi perusahaan secara selesktif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan.
f. Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai secara cepat
g. Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.