-->

Memahami Perbedaan Cuaca Dengan Iklim

Memahami dan menafsirkan data cuaca lokal dan memahami korelasi antara cuaca dan iklim penting sebagai langkah pertama untuk memahami perubahan iklim global dalam skala besar. Ketika para ilmuwan menjelaskan cuaca pada waktu dan tempat tertentu atau iklim dari kawasan tertentu, mereka menggambarkan karakteristik : suhu udara, tingkat kekeruhan, jumlah curah hujan, tekanan udara atau arah dan kecepatan angin. Mengapa cuaca dan iklim menggambarkan karakteristik yang sama meski keduanya berbeda?  Anda harus tahu perbedaan cuaca dengan iklim.


Cuaca yakni kondisi atmosfer ketika ini, termasuk suhu, curah hujan, angin, dan kelembaban di suatu tempat tertentu. Jika Anda bangkit di luar, Anda sanggup mengetahui bagaimana panas di luar dengan melihat alat pengukur suhu. Anda pun sanggup mencicipi jikalau cuaca sedang hujan atau berangin, cerah atau berawan. Semua faktor tersebut yakni pendukung cuaca. Cuaca yakni apa yang terjadi kini atau mungkin terjadi besok atau dalam waktu dekat.

Iklim di sisi lain, yakni kondisi cuaca secara umum. Misalnya di demam isu hujan kita berharap akan sering terjadi hujan di wilayah tertentu atau cerah di wilayah yang lain. Makara iklim yakni apa yang Anda harapkan dan cuaca yakni apa yang Anda dapatkan. Atau sanggup dianalogikan Iklim akan membantu Anda memutuskan pakaian apa yang cocok untuk dibeli, sementara cuaca akan membantu Anda untuk memutuskan pakaian apa yang harus dipakai. Iklim yakni rata-rata cuaca di suatu wilayah tertentu. Badan cuaca nasional memakai nilai-nilai ibarat suhu tertinggi dan terendah dan juga intensitas curah hujan selama 30 tahun terakhir untuk menciptakan rata-rata cuaca di setiap wilayah tertentu. Agar lebih akurat dalam menggambarkan huruf iklim suatu wilayah maka variasi, pola, dan kondisi ekstrem cuaca juga harus disertakan. Dengan demikian, iklim merupakan jumlah dari semua gosip statistik cuaca yang menggambarkan suatu daerah.

Untuk menilik bagaimana iklim sanggup berubah lantaran efek manusia, para ilmuwan memakai data cuaca dari rentang waktu yang telah lalu. Data rinci cuaca harian dikumpulkan dari stasiun meteorologi di seluruh dunia. Namun beberapa faktor sanggup membatasi akurasi data. Sebagai contoh, banyak stasiun meteorologi yang berada di atau bersahabat kawasan perkotaan yang sering mengalami suhu hangat dibanding wilayah pedesaan. Hal ini disebabkan panas diserap oleh beton dan aspal serta kurangnya naungan dan menguapkan pendinginan yang dilakukan vegetasi. Fenomena ini dikenal sebagai "efek pulau panas."

Banyak stasiun cuaca telah dipindahkan dari lokasi pedesaan ke bersahabat bandara, sehingga sulit untuk menafsirkan dan membandingkan pengukuran dari waktu ke waktu. Memahami dan menafsirkan data cuaca lokal dan memahami korelasi antara cuaca dan iklim merupakan langkah penting pertama dalam memahami perubahan iklim global. Dengan begitu langkah-langkah pencegahan sanggup segera diambil untuk menanggulangi pemanasan global makin menjadi-jadi.
LihatTutupKomentar