Kamis, 27 Juni 2013
Hampir semua orang niscaya pernah melihat rupa candi setidaknya lewat gambar atau televisi. Candi merupakan bentuk bangunan masa lampau sebagai warisan kerajaan Hindu dan Budha yang ketika ini sanggup kita saksikan sebagai salah satu tujuan wisata menarik. Di Indonesia, candi Prambanan dan candi Borobudur nyaris tiap hari tidak sekalipun sepi dari kunjungan para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Candi dibedakan menjadi candi Hindu dan candi Budha. Lantas apa perbedaan candi Hindu dan candi Budha yang sanggup diamati?
Pengertian candi merujuk pada bermacam bentuk dan fungsi bangunan diantaranya sebagai lokasi beribadah, daerah mempelajari agama, area menyimpan bubuk mayat raja, daerah pemujaan maupun bangunan bersemayamnya para dewa. Kendati berguna berbeda-beda namun umumnya bangunan candi tidak sanggup dipisahkan dari ritual agama Hindu dan Budha. Agama Hindu dan Budha sendiri tiba dari negeri India sehingga arsitektur, teknik konstruksi, ornamen dan lainnya banyak dipengaruhi gaya India. Namun begitu efek budaya dan keadaan alam setempat pun kuat. Dengan begitu rancang bangkit candi Indonesia mempunyai ciri khasnya sendiri mulai dari pemakaian materi bangunan, teknik membangun sampai ornamen penghiasnya.
Meski sekilas sama namun ada beberapa perbedaan candi Hindu dan candi Budha. Termasuk perbedaan itu ialah makna dari setiap bab candi. Bangunan candi Hindu mempunyai tiga bab dengan makna berbeda. Di bab bawah dinamakan dengan Bhuloka sebagai lambang kehidupan dunia, sisi tengah dinamakan dengan Bhurvaloka sebagai simbol alam pemurnian serta sisi paling atas dinamakan Svarloka sebagai daerah hidup para yang kuasa di nirwana.
Sementara bangunan candi Budha dipisahkan menjadi bab Kamadhatu yang terletak di dasar candi sebagai lambang hidup insan yang selalu berbuat dosa, Rupadhatu yang berada di sisi tengah sebagai simbol kehidupan dunia yang cuma mengutamakan nafsu serta Arupadhatu di sisi atas sebagai lambang insan berada di nirwana.
Perbedaan candi Hindu dan candi Budha lainnya, arsitektur candi Hindu umumnya sederhana, tak ada ornamen serta dibentuk berkelompok akan tetapi tiap-tiap candi berdiri sendiri dan tak teratur letaknya. Bangunan candi Hindu itu contohnya : candi Prambanan, candi Dieng dan candi Gedongsongo. Sedangkan candi Budha mempunyai arsitektur yang indah dengan ornamen yang menghiasinya. Candi Budha rata-rata didirikan berkelompok menganut gugusan yang sama yakni candi utama berada di bab tengah dan dikitari sederet candi-candi perwara. Candi-candi Budha contohnya : candi Borobudur, candi Mendut, candi Kalasan dan candi Sewu.
Perbedaan candi Hindu dan candi Budha terakhir yaitu untuk candi Hindu seringnya mempunyai bangunan yang tinggi menjulang, sementara bangunan candi Budha mempunyai bentuk sedikit landai dengan stupa di bab puncak. Di bangunan candi Hindu sendiri tak dijumpai stupa lantaran arsitekturnya sudah berbentuk lancip di sisi atas.
Pengertian candi merujuk pada bermacam bentuk dan fungsi bangunan diantaranya sebagai lokasi beribadah, daerah mempelajari agama, area menyimpan bubuk mayat raja, daerah pemujaan maupun bangunan bersemayamnya para dewa. Kendati berguna berbeda-beda namun umumnya bangunan candi tidak sanggup dipisahkan dari ritual agama Hindu dan Budha. Agama Hindu dan Budha sendiri tiba dari negeri India sehingga arsitektur, teknik konstruksi, ornamen dan lainnya banyak dipengaruhi gaya India. Namun begitu efek budaya dan keadaan alam setempat pun kuat. Dengan begitu rancang bangkit candi Indonesia mempunyai ciri khasnya sendiri mulai dari pemakaian materi bangunan, teknik membangun sampai ornamen penghiasnya.
Meski sekilas sama namun ada beberapa perbedaan candi Hindu dan candi Budha. Termasuk perbedaan itu ialah makna dari setiap bab candi. Bangunan candi Hindu mempunyai tiga bab dengan makna berbeda. Di bab bawah dinamakan dengan Bhuloka sebagai lambang kehidupan dunia, sisi tengah dinamakan dengan Bhurvaloka sebagai simbol alam pemurnian serta sisi paling atas dinamakan Svarloka sebagai daerah hidup para yang kuasa di nirwana.
Sementara bangunan candi Budha dipisahkan menjadi bab Kamadhatu yang terletak di dasar candi sebagai lambang hidup insan yang selalu berbuat dosa, Rupadhatu yang berada di sisi tengah sebagai simbol kehidupan dunia yang cuma mengutamakan nafsu serta Arupadhatu di sisi atas sebagai lambang insan berada di nirwana.
Perbedaan candi Hindu dan candi Budha lainnya, arsitektur candi Hindu umumnya sederhana, tak ada ornamen serta dibentuk berkelompok akan tetapi tiap-tiap candi berdiri sendiri dan tak teratur letaknya. Bangunan candi Hindu itu contohnya : candi Prambanan, candi Dieng dan candi Gedongsongo. Sedangkan candi Budha mempunyai arsitektur yang indah dengan ornamen yang menghiasinya. Candi Budha rata-rata didirikan berkelompok menganut gugusan yang sama yakni candi utama berada di bab tengah dan dikitari sederet candi-candi perwara. Candi-candi Budha contohnya : candi Borobudur, candi Mendut, candi Kalasan dan candi Sewu.
Perbedaan candi Hindu dan candi Budha terakhir yaitu untuk candi Hindu seringnya mempunyai bangunan yang tinggi menjulang, sementara bangunan candi Budha mempunyai bentuk sedikit landai dengan stupa di bab puncak. Di bangunan candi Hindu sendiri tak dijumpai stupa lantaran arsitekturnya sudah berbentuk lancip di sisi atas.