-->

Perbedaan Kalimat Fakta Dan Opini Disertai Contoh-Contohnya

Ketika membaca artikel-artikel yang disajikan surat kabar atau majalah, anda tentu akan menjumpai bermacam-macam kalimat fakta dan juga opini yang saling terhubung satu sama lain. Kalimat fakta itu ada kalanya diperkuat dengan opini penulis atau juga sebaliknya. Ada kalanya juga kalimat fakta malah menyebabkan opini penulis mentah kembali. Demikian itu dialektika fakta dan opini. Kalimat opini sanggup dibentuk berdasarkan cita-cita si penyampai. Opini pun sanggup berubah sebagai bola liar saat terkait dengan warta sensitif. Lantas bagaimana seharusnya melihat perbedaan kalimat fakta dan opini dalam sebuah teks?

Perbedaan kalimat fakta dan opini sanggup dilihat dari definisi keduanya ibarat dijelaskan dalam uraian berikut ini :

Fakta :
Yaitu suatu bentuk informasi yang memang kasatmata atau betul-betul ada. Dalam menciptakan kalimat fakta harus diikuti beberapa bukti pendukung. Sebab itu fakta akan sulit dibantah dengan kalimat opini. Beberapa ciri dari fakta yaitu : kebenarannya obyektif atau tak berat sebelah ; menunjuk ke orang, benda, kejadian, jumlah ataupun waktu tertentu, merupakan balasan atas pertanyaan apa, siapa, berapa, kapan dan di mana. Beberapa pola dari kalimat fakta :

- Pamekasan merupakan salah satu kabupaten yang terletak di pulau Madura.
- Madura ialah salah satu wilayah produsen garam terbesar di tanah air.
- Kota Roma merupakan ibukota dari Negara Italia.
- Harimau ialah pola hewan karnivora atau pemakan daging hewan lain.
- Bapak Joko Widodo yang bersahabat dipanggil Jokowi ialah presiden RI ke tujuh sesudah Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.
- Burung Cendrawasih merupakan salah satu satwa langka di bawah perlindungan.
- Larry Page dan Sergey Brin ialah dua anak muda cerdas pendiri Google Inc yang berpusat di Amerika Serikat.

Opini :

Yaitu pandangan, anggapan, ajaran atau juga dugaan dari individu atau kelompok yang umumnya diikuti dengan sejumlah alasan untuk memperkuatnya. Beberapa ciri dari kalimat opini ialah : kebenaran yang dipastikan belum dipastikan, memakai kata-kata antara lain : mungkin, kira-kira, sanggup saja, tampaknya dan kata-kata lain yang homogen ; menjelaskan kaitan sebab-akibat. bersifat subyektif dengan adanya pemakaian kata-kata : mau, ingin, sanggup atau terasa ; sebagai kalimat usulan, saran maupun hikmah ; berupa kalimat pengandaian. Beberapa pola dari kalimat opini ialah sebagai berikut :

- Makanan dengan kandungan lemak tinggi dihentikan dikonsumsi anak-anak.
- Bila kita mandi tiap hari maka badan akan segar.
- Ketika menyaksikan TV kita jangan sekali-kali mengenakan kacamata.
- Bermukim di tempat pegunungan tentunya amat mengasyikkan.
- Menjadi orang kaya itu tak gampang.
- Pemerintah semestinya lebih keras kepada para koruptor pencuri uang rakyat.
- Masakan soto ayam buatan Ibuku sangat enak untuk dinikmati di sore hari.
- Liburan kali ini terasa begitu meletihkan bagi kami.
- Ibukota RI terasa begitu gerah saat siang hari.

LihatTutupKomentar